Hari Untuk Amanda :

Sebagai manusia yang normal pasti ingin mengalami yang namanya pernikahan. Bersatunya dua anak manusia untuk mengikat janji hidup semati dalam suka dan duka merupakan moment yang penting dalam kehidupan. Tapi apa yang Anda lakukan jika calon pasangan Anda terlalu sibuk dengan pekerjaannya dikantor sehingga tidak sempat untuk mengurus segala sesuatu persiapan pernikahan nanti padahal waktu tinggal 10 hari. Apalagi ditambah kehadiran sang mantan pacar yang membuat cinta lama bersemi kembali sampai membuat Anda ragu dengan pernikahan Anda.

Hal tersebut terjadi pada Amanda yang diperankan oleh Fanny Fabriana dalam film Hari Untuk Amanda. Menceritakan tentang satu hari perjalanan dengan sang mantan, Hari (Oka) yang menemani Amanda untuk mengantarkan undangan pernikahannya.

Angga Dwimas Sasongko yang duduk sebagai sutradara mengemas film ini cukup simple namun bisa membuat penonton ikut terhanyut dalam setiap adegan. Anda akan ikut merasakan bagaimana rasanya menjadi Amanda yang dihadapkan situasi untuk memilih calon suaminya yang super sibuk atau mantan pacarnya yang memberi kejutan saat detik-detik mendekati pernikahannya.

Hal tersebut tidak bisa terlepas dari kekuatan naskah yang tulis oleh Gina S. Noer (Perempuan Berkalung Sorban, Queen Bee) bersama suaminya Salman Aristo(Catatan Akhir Sekolah, Ayat-ayat Cinta, Laskar Pelangi, Sang Pemimpi). Lewat naskah tersebut juga terdapat petikan-petikan dialog yang akan terselip di ingatan Anda. Mulai dari cuma bahasa slengean ‘santai kaya dipantai, slow kaya di pulau’, Dojing...Dodi Anjing, sampai yang akan menyentuh hati, ‘menikah bersama yang kamu mau atau yang kamu butuhkan’.

Akting setiap pemainnya cukup menjanjikan. Pemilihan Oka, Fanny, dan Reza untuk berakting dalam film produksi MNC Pictures ini sangat tepat. Mereka berhasil membuktikan dirinya sebagai aktor atau aktris yang bisa berakting dengan natural. Saat Fanny makan dirumah makan Padang sambil menangis, Oka saat melontarkan celetukan-celetukan santainya, adalah bagian yang Saya favoritkan.

Anda juga akan merasakan dengan sentuhan-sentuhan yang sangat real dengan keadaan pada umumnya. Bagaimana perselisihan yang terjadi antar dua keluarga dalam menyusun rencana resepsi penikahan, kedua calon pengantin yang meributkan mulai dari masalah kartu undangan, fiting baju, sampai masalah catering saat resepsi.

Tidak hanya itu, penggambaran kota Jakarta juga berhasil dilakukan oleh Angga. Pasar Mayestik, Sabang, Blok S, sampai pasar malam dengan nuansa malamnya yang akan membuat Anda bergumam, “Wah, Jakarta banget”. Belum lagi penempatan back sound lewat Alexa, Pure Saturday, Music 4 Sale, yang sangat tepat hingga bisa membuat mendramatisir adegan.

Film yang pantas untuk direkomendasikan, penuh makna, dan sangat real dengan kehidupan sehari-hari. Dari seluruh tulisan ini, Anda kira Anda bisa menebak bagaimana ending ceritanya? Hemm, tunggu dulu. Karena cerita dalam film ini sungguh sangat sulit ditebak. Nah bagi Anda yang ingin melangsungkan pernikahan tidak ada salahnya deh, untuk  menonton film yang akan tayang 7 Januari 2009 ini terlebih dahulu. Yaa...mungkin akan mendapat pencerahan tentang pernikahan! (eM.YU)