Dolby Atmos Kini Hadir di 78 Layar Cinema XXI
Setelah meluncurkan Dolby Atmos di Epicentrum XXI pada November 2013, Cinema XXI kembali melengkapi sistem ini di 75 layar bioskopnya. Penambahan layar ini merupakan bukti komitmen Cinema XXI terus memberikan layanan terbaik kepada pelanggan setianya. Yang terbaru sistem suara Dolby Atmos terpasang di studio 1 SCP Samarinda XXI.
Sistem suara Dolby Atmos kini bisa di nikmati di:
JAKARTA
Taman Anggrek XXI: Studio 1
Artha Gading XXI: Studio 2
Emporium XXI: Studio 1
Epicentrum XXI: Studio 1 dan 2
Kelapa Gading XXI: Studio 1 dan 2
Gandaria City XXI: Studio 1
Kasablanka XXI: Studio 1
Kemang Village XXI: Studio 1
Plaza Senayan XXI: Studio 1 dan 2
Puri XXI: Studio 1
Pondok Indah 1 XXI: Studio 1
Pondok Indah 2 XXI: Studio 1 dan 2
Plaza Indonesia XXI: Studio 1 dan 2
Senayan City XXI: Studio 1
ST. Moritz XXI: Studio 1 dan 2
BOGOR
Botani Square XXI: Studio 1
AEON Mall Sentul City XXI: Studio 1
Cibinong City XXI: Studio 1
DEPOK
Margo City XXI: Studio 1 dan 2
The Park Sawangan XXI: Studio 1
TANGERANG
AEON Mall BSD City XXI: Studio 1 dan 2
Alam Sutera XXI: Studio 1
Bintaro Xchange XXI: Studio 1
Bintaro Xchange 2 XXI: Studio 1
Supermal Karawaci XXI: Studio 1 dan 4
Lotte Bintaro XXI: Studio 1
Summarecon Mal Serpong XXI: Studio 1
The Breeze XXI: Studio 1
Living World XXI: Studio 1
BEKASI
Ciputra Cibubur: Studio 1
Mega Bekasi XXI: Studio 1 dan 2
Summarecon Mal Bekasi XXI: Studio 1 dan 2
Grand Metropolitan XXI: Studio 1
KARAWANG
Resinda Park Mall XXI: Studio 1
BANDUNG
Ciwalk XXI: Studio 1 dan Studio 5
TSM XXI: Studio 1
Summarecon Mall Bandung XXI: Studio 1, 2 dan 3
JOGJAKARTA
Empire XXI Jogja: Studio 1
Jogja City XXI: Studio 1
Ambarukkmo XXI: Studio 1
SOLO
Solo Paragon XXI :Studio 1
The Park XXI: Studio 1
SEMARANG
The Park XXI: Studio 1
Paragon XXI: Studio 1
DP Mall XXI: Studio 1
SURABAYA
Ciputra World XXI: Studio 1
Pakuwon Mall XXI: Studio 1
Tunjungan XXI: Studio 1
LAMPUNG
Malkartini XXI: Studio 1
PALEMBANG
PIM XXI: Studio 1
MEDAN
Centre Point XXI Medan: Studio 1
Delipark XXI: Studio 1
Manhattan XXI: Studio 1
Ringroad Citywalks, Medan: Studio 1
PEKANBARU
SKA XXI: Studio 1
BANJARMASIN
Studio XXI: Studio 1
BALIKPAPAN
E-Walk XXI: Studio 1
SAMARINDA
Bigmall XXI: Studio 1
SCP XXI: Studio 1
PONTIANAK
Ayani XXI: Studio 1
MAKASSAR
Pannakkukang XXI: Studio 1
MANADO
Mantos 3 XXI: Studio 1
BALI
Level 21 XXI: Studio 1
TSM XXI XXI: Studio 1
Ke depan, sistem suara Dolby Atmos juga akan terus ditambah. Hal ini demi meningkatkan kepuasan kepada penonton Cinema XXI.
Selamat menonton!
Sejarah Singkat Sistem Suara Bioskop
Sejarah Singkat Sistem Suara
Pembuatan film pertamakali dengan menggunakan suara dimulai sejak lebih dari 90 tahun yang lalu, dan perusahaan sistem audio terus mengembangkan kualitasnya hingga saat ini. Inovasi terbaru adalah Dolby Atmos yang digunakan oleh berbagai film besar seperti Gravity, The Hobbit dan Life of Pi.
Suara yang mengikuti Objek
Dengan menempatkan dan memindahkan suara dimanapun di ruangan bioskop, para pembuat film bisa menciptakan suara virtual nyata yang mampu membawa penonton seakan berada di dalam film tersebut.
2012 Dolby Atmos
Menciptakan suara 3D untuk memberikan pengalaman menonton yang realitis. Pada suatu ketika ada penonton yang mengatakan ia sempat menunduk karena ada suara melintas di depan mukanya. Sistem ini sudah digunakan lebih dari 70 judul film besar studio Hollywood.
contoh film: Brave
Era Sistem suara Multichannel
Sistem suara multichannel dimulai dengan 5.1 (kiri, kanan, tengah, kiri surround, kanan surround dan subwoofer) pada Dolby Stereo 70mm.
2012 Barco Auro 11.1
Menambah lapisan 5 saluran suara tinggi dari sistem 5.1 untuk menambah ketajaman.
contoh film: Red Tails.
2010 Dolby Surround 7.1
Menggunakan luas bidang tersisa dari transisi digital sinema dengan menambahkan dua saluran surround yang terpisah dibelakang bioskop.
contoh film: Toy Story 3
1993 Sony Dynamic Digital Sound (SDDS)
Menggunakan semaksimal mungkin 8 saluran suara. Lima di depan, dua saluran surround di sisi kiri kanan dan saluran bass. Beberapa film besar sempat menggunakan sistem ini.
contoh film: Last Action Hero
1993 DTS
Menempatkan soundtrack bukan pada filmnya melainkan terpisah di CD-ROM.
contoh film: Jurassic Park.
1991 Dolby Digital
Dengan penggunakan bidang yang cerdik, mendukung sistem 5.1 soundtrack digital dan cadangan analog.
contoh film: Batman Returns
1983 THX
Ini bukanlah sistem untuk rekaman, melainkan sistem untuk membuat kualitas standart demi terciptanya keakuratan ketika film tersebut diputar kembali di bioskop ataupun di tempat lain.
1978 Dolby Stereo 70 mm
Menggunakan sistem Dolby untuk teknik pengurangan suara kasar pada magnetic soundtraks di film 70 mm dan mulai digunakan pertamakali 5.1 surround sound secara penuh.
contoh film: Apocalypse Now.
Era Stereo
Ketika penonton di tahun 1977 'mendengar' pesawat luar angkasa yang sangat besar melintas di atas kepala di film Star Wars (direkam dengan Dolby Stereo), pengalaman itu kemudian merubah ekspektasi sistem suara di bioskop kedepannya.
1975 Dolby Stereo
Encoding 4 saluran suara untuk turun menjadi 2 saluran dalam merekam sebuah film, kemudian di decoding kembali ke 4 saluran yang memunculkan suara stereo di bidang yang terbatas dalam sebuah film.
contoh film: Star Wars
Era Mono
Sampai tahun 1970, hampir semua film menggunakan sistem mono yang kualitasnya agak lebih baik dari saluran telefon. Pihak studio terus bereksperimen dengan suara yang lebih baik tapi kebanyakan hasilnya adalah film pendek.
1974 Sensurround
Frekuensi rendah yang diperkuat, secara umum mampu mengejutkan jaringan bioskop kala itu. Salah satu contohnya adalah atap yang bergetar di langit-langit.
contoh film: Earthquake.
1953 CinemaScope
Ketimbang tracks optikal, demi menciptakan 4 saluran suara mereka akhirnya membuat soundtrack dengan jalur magnetic.
contoh film: The Robe
1940 Fantasound
Diciptakan untuk Disney Fantasia, namun hanya digunakan di 14 bioskop Amerika Serikat karena adanya kewajiban militer untuk Perang Dunia Kedua.
Era Talkies
Eksperimen dilakukan dengan menambahkan suara ke film melalui 2 metode; merekam langsung suara pada film atau merekamnya ke CD yang nantinya diputar secara simultan saat film di putar.
1926 Vitaphone
Digunakan oleh penyanyi jazz, film yang sukses ini akhirnya membunuh film bisu. Film jenis ini terakhir di rekam dengan menggunakan suara dari gramopon.
1926 Movietone
Ini adalah salah satu sistem suara pertama yang digunakan dalam sebuah film, digunakan pada awal feature film dan berita hingga 1939.
contoh film: What Price Glory?
Photokinema
Rekaman suara pada CD yang mirip dengan kualitas gramopon, yang dimainkan bersamaan dengan film.
contoh film: Dream Street.
Tentang Dolby Atmos
Dolby Laboratories melengkapi bioskop di seluruh dunia dengan teknologi baru Dolby Atmos. Dolby® Atmos™ memaksimalkan semua potensi penggunaan suara/audio dalam penceritaan sebuah film dengan memberikan kebebasan kepada para filmmaker untuk menempatkan suara atau memindahkan suara dimanapun di dalam gedung bioskop untuk menciptakan suasana seperti di kehidupan nyata, sebuah virtual reality suara dan sebuah pengalaman menonton yang paling nyata yang bisa dirasakan penonton bioskop yang pernah ada di dunia.
Pertama kali diperkenalkan kepada dunia pada April 2012, Dolby Atmos sudah digunakan oleh semua studio besar Hollywood, Enam orang sutradara pemenang Academy Award, dan 11 orang Sound Mixers pemenang Academy Award dan masih banyak lagi. Dolby Atmos telah dipasang di lebih dari 300 layar di 33 negara dan lebih dari 100 perusahaan bioskop di dunia yang menjadi partner. 85 film dari 10 negara dan dari genre yang berbeda, direncanakan akan dirilis dengan system audio Dolby Atmos. Dolby Atmos telah menerima penghargaan untuk kategori teknis dari the Hollywood Post Alliance dan the Cinema Audio Society.
Untuk daftar film terbaru yang menggunakan Dolby Atmos silahkan mengunjungi website dolby.com/atmosmovies. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Dolby Atmos silahkan kunjungi website dolby.com/Atmos.
Dolby Atmos adalah:
- Pengembang terbesar di jaringan audio bioskop sejak kemunculan surround sound
- Lapisan yang unik untuk desain suara (kualitas 3D untuk suara)
- Pengalaman pendengaran baru yang dramatis dan juga kuat di dalam bioskop
- Sistem suara natural seperti keadaan sebenarnya yang dapat merefleksikan tujuan dari sang pembuat film
Tambahan speaker Dolby Atmos:
- Penambahan speaker di atas kepala penonton agar dapat mendengar suara yang sangat realistis
- Penambahan surround sound di tiap sisi ruangan mulai dari sisi kiri dan kanan, depan serta dibelakang layar untuk memunculkan suara yang lebih lembut.
- Memproduksi suara bass yang lebih kuat dan subwoofers berkualitas tinggi
- Mampu memindahkan suara objek di seluruh ruangan bioskop secara presisi.